3 Teknik Manajemen Risiko Kripto Paling Ampuh Yang Perlu Diketahui Bagi Pemula

3 Teknik Manajemen Risiko Kripto Paling Ampuh Yang Perlu Diketahui Bagi Pemula
3 Teknik Manajemen Risiko Kripto Paling Ampuh Yang Perlu Diketahui Bagi Pemula

Teknik Manajemen Risiko Kripto mungkin sudah sebagai keliru satu instrumen trading paling diminati ketika ini. Pasalnya, aset kripto diyakini bisa menunjukkan potensi laba lebih akbar dibanding aset-aset lainnya.

Namun, potensi laba akbar jua berbanding lurus menggunakan risiko tinggi yang ditawarkan. Oleh karenanya, sangat direkomendasikan supaya trader menguasai manajemen risiko menggunakan benar. Nah, berikut merupakan beberapa teknik manajemen risiko kripto yang mungkin mampu jadi surat keterangan buat trader pemula.

3 Teknik Manajemen Risiko Kripto Paling Ampuh Yang Perlu Diketahui Bagi Pemula

1. Aturan Loss 1%

Bagi pemula, anggaran 1% adalah keliru satu teknik manajemen risiko kripto yang sangat gampang buat diterapkan. Secara garis akbar , anggaran ini akan membatasi jumlah kapital yang dialokasikan buat trading atau investasi kripto. Misalnya, apabila trader mempunyai kapital sebanyak $10,000, maka dia hanya perlu membatasi kerugian aporisma 1%ri $10,000, yaitu sekitar $100.

Dengan memakai anggaran loss 1%, total kerugian aporisma yang diderita sang trader hanya sebanyak $100 pada setiap posisi trading. Aturan 1% krusial sangat krusial bagi trader kripto, mengingat pasar kripto mempunyai volatilitas yang relatif ekstrem.

2. Menerapkan Rasio Risk/Reward

Teknik manajemen risiko berikutnya merupakan menggunakan memperhatikan taraf risiko terhadap imbal output atau lebih dikenal menggunakan kata rasio Risk/Reward. Rasio risiko & imbal output yang baik, berdasarkan beberapa ahli merupakan 1:1 atau lebih berdasarkan itu. Dengan demikian, imbal output yang diterima wajib setara atau lebih akbar dibanding risikonya.

Stop loss & take profit merupakan dua komponen krusial pada manajemen risiko kripto ini. Biasanya, trader akan mencari stop loss terlebih dulu, lalu mengalikan level harganya sinkron rasio Risk/Reward buat menerima take profit ideal.

3. Teknik Dollar Cost Averaging (DCA)

Salah satu teknik manajemen risiko paling generik merupakan Dollar Cost Averaging atau biasa dikenal menggunakan kata DCA. Teknik ini merupakan sebuah metode membeli aset kripto menggunakan interval saat teratur & jumlah pembelian sama; berapapun harga aset dalam ketika itu.

Contohnya: Trader A berkomitmen buat investasi Bitcoin selama setahun sebanyak Rp150,000 setiap minggu pada hari Senin. Jadi, setiap hari Senin, trader A akan menyisihkan Rp150,000 buat membeli Bitcoin pada harga berapa pun dalam ketika pembelian berlangsung.

Teknik DCA umumnya akan sebagai pilihan primer para trader kripto selama pasar bearish. Tujuan berdasarkan teknik ini merupakan buat meminimalkan risiko investasi yang bersumber berdasarkan konvoi harga aset kripto pada jangka pendek. Bisa dikatakan, penekanan primer berdasarkan metode ini merupakan output pada jangka panjang.

Sekian informasi yang dapat kami sampaikan didalam sajian artikel kali ini yang mana ini bertujuan untuk Anda yang mungkin masih belum mengetahui apa itu yang dimaksud denganTeknik Manajemen Risiko Kripto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *