Slotbabon Slotbabon Winstar4D Halte4D Halte4D Kakakjudi Winstar4D
Bisnis  

Daftar 3 Mitos Trading Dengan Time Frame Harian {Tips Berbisnis}

Daftar 3 Mitos Trading Dengan Time Frame Harian {Tips Berbisnis}
Daftar 3 Mitos Trading Dengan Time Frame Harian {Tips Berbisnis}

Mitos Trading Dengan Time Frame Harian– Time frame adalah hal paling mendasar yang perlu diperhatikan saat seseorang mulai bertrading. Lantas, apakah yang dimaksud bersama dengan time frame itu? Simak penjelasannya tersebut ini.

Dan berikut dibawah ini ada beberapa penjelasan tentang Mitos Trading Dengan Time Frame Harian yang mungkin perlu Anda ketahui sebelum memulai berbisnis.

Mitos Trading Dengan Time Frame Harian

Definisi Time Frame

Saat membuka platform trading, trader tentu bakal menjumpai suatu grafik yang menampilkan harga-harga di pasar forex. Harga-harga tersebut tentu saja mengalami pergerakan naik, turun, apalagi statis. Salah satu hal yang memengaruhi pergerakan tersebut adalah time frame. Time frame didalam trading adalah satuan saat spesifik yang digunakan untuk menentukan rentang pengamatan harga.

Biasanya, time frame yang ditampilkan didalam berbagai platform trading berkisar mulai dari M1 (1 menit) hingga MN (Monthly atau Bulanan). Secara lebih jelas, tersebut adalah jenis-jenis time frame popular yang diambil dari sebagian platform berbeda, di antaranya:

  • M1 (one-minute);
  • M5 (five-minute);
  • M15 (fifteen-minute);
  • M30 (thirty-minute);
  • H1 (hourly);
  • H4 (four-hour);
  • D1 (Daily);
  • W1 (weekly);
  • MN (monthly).

Dari sebagian type time frame di atas, para pemula lebih tertarik di time frame rendah layaknya 15 menit (M15) atau 1 jam (H1) dibandingkan time frame Daily. Alasan utamanya tak lain adalah sebab dambakan memperoleh profit sebanyak-banyaknya secara singkat.

Meskipun demikian, bukan tidak kemungkinan pula terkecuali para trader bakal mencoba time frame lain setingkat Daily, atau cocok bersama dengan style tradingnya.

Tips Memilih Time Frame untuk Trading

Masih bingung menentukan time frame mana yang bakal digunakan untuk trading? Yuk liat sebagian tips tersebut ini yang kemungkinan dapat Anda pertimbangkan.

Read More:  5 Bisnis Online Cocok untuk Pemula

1. Pertimbangkan Time Frame Daily (D1)

Bagi trader yang telah profesional, time frame Daily dianggap sebagai time frame favorit sebab dianggap dapat menunjukkan pergerakan harga di periode sebelumnya secara lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membaca arah candlestick.

Namun bagi pemula yang cenderung “ingin cepat profit”, time frame D1 ini pergerakannya dianggap lambat, sehingga bakal mencegah pencapaian profit pula.

2. Cocokkan Time Frame Dengan Teknik Trading

Bila diamati berdasarkan time framenya, tehnik trading dibedakan menjadi empat, yakni Scalping, Day Trading, Swing Trading, dan Position Trading.

Scalper adalah mereka yang melaksanakan open dan close posisi bersama dengan cepat dan meraih profit kecil lebih kurang 5-10 pips per posisi. Untuk itu, mereka kebanyakan manfaatkan time frame rendah, layaknya M1, M15 dan seterusnya.
Untuk Day Trader, mereka cenderung manfaatkan time frame di bawah Daily, layaknya H1 dan H4.
Untuk Swing dan Position Trader, mereka manfaatkan time frame mulai D1 hingga lebih tinggi.

3. Sesuaikan Time Frame Dengan Strategi Analisa

Selain mengatur teknik, trader terhitung perlu mengatur time frame bersama dengan trik analisa yang mereka gunakan. Sebagai contoh, apabila trader manfaatkan trik Price Action, sinyal yang valid kebanyakan bakal terlihat pada time frame tinggi layaknya H4, D1, atau W1. Sinyal dari time frame tinggi ini bakal mencerminkan sentimen pasar secara lebih jelas, sehingga trader dapat “terhindar” dari fake signal dan noise di time frame rendah.

Mitos-Mitos Trading Dengan Daily Time Frame

Poin plus dari penggunaan time frame Daily adalah trader dapat mengetahui uraian pasar bersama dengan jelas, sehingga dapat menghindari kekeliruan entry dari sinyal tipu-tipu (fake signal). Namun, time frame ini masih dianggap momok bagi para pemula sebab terdapatnya mitos-mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Apa sajakah itu?

Read More:  Tips Ternak Ayam dengan Modal 1 Juta

1. Pahami Trading Dengan Time Frame Daily Yang Terlalu Mahal

Banyak trader menganggap bahwa trading bersama dengan time frame Daily bakal kuras dana didalam akun mereka. Pendapat ini muncul sebab sebenarnya range di time frame Daily lebih tinggi dari time frame di bawahnya, sehingga ukuran pip Stop Loss bakal lebih tinggi pula.

Namun, konsep tersebut layak untuk dikaji kembali sebab kerugian yang timbul pun tidak perlu lebih besar dibandingkan time frame rendah. Di sini, trader bebas mengatur besarnya risiko, ukuran lot atau volume berdasarkan ukuran pip dari Loss bersama dengan perhitungan Position Sizing. Dengan demikian, tidak tersedia pengaruhnya serupa sekali antara ukuran akun bersama dengan time frame yang Anda gunakan.

2. Sulit Memperoleh Keuntungan Cepat

Para pemula berpikir bahwa time frame rendah lebih enteng untuk memperoleh profit. Alasannya sebab harga didalam time frame rendah bakal lebih cepat berubah, sehingga sinyal yang muncul terhitung lebih sering. Namun di segi lain, trading bersama dengan time frame rendah terhitung dapat menjadi jebakan, sebab banyaknya pergerakan harga yang tidak berarti dan kurang dapat dipercaya (noise).

Pada chart 15 menit, harga hanya menghasilkan sebagian Pin Bar bersama dengan trend yang tidak jelas, apalagi tersedia yang gagal direspon. Sebaliknya pada chart Daily, pergerakan trend muncul mengetahui dan sinyal Pin Bar menandakan trend continuation.

Oleh sebab itu, sinyal dari time frame Daily dianggap lebih valid dan berkwalitas -meski secara frekuensi sinyalnya lebih sedikit sebab hanya menghasilkan 1 bar sehari- dibandingkan time frame M15.

3. Semakin Lama Menahan Posisi Akan Semakin Berisiko

Kebanyakan trader berpikir bahwa mencegah posisi bakal jadi besar risiko trading, sehingga mereka lebih kerap entry dan exit untuk mengurangi risiko dan juga jadi besar profit. Mereka menganggap terkecuali kerap melaksanakan entry dan exit, maka trader dapat terhindar dari Stop Loss akibat tingginya volatilitas. Saat volatilitas mulai naik, trader bakal langsung exit, selanjutnya bakal entry kembali saat pasar mulai tenang.

Read More:  Peran-Peran Konsumen Dan Produsen Dalam Perekonomian Yang Perlu Diketahui Bagi Pemula

Namun, sesungguhnya justru sebaliknya. Jika trader kerap melaksanakan entry-exit di time frame rendah, mereka bakal berhadapan bersama dengan intra-day volatility yang sulit diinterpretasikan. Sedangkan pada time frame Daily, intra-day volatility bakal disaring dan data yang diberikan lebih reliable.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *